"Kata Tuhan buat saya, tidak lebih dari ekspresi dan produk kelemahan manusia, Alkitab adalah kumpulan tulisan-tulisan berharga, tapi tetap masih merupakan legenda primitif yang agak kekanak-kanakan."
"Ilmu tanpa agama cacat, agama tanpa ilmu buta" (Albert Einstein)

METAFISIKA MUKJIZAT PARA NABI


Kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) manusia sangat terbatas, yaitu pada alam yang tunduk pada hukum-hukum alam dan teori sebab akibat. Segala sesuatu yang ada dalam alam ini masih dapat dilakukan manusia, tetapi diluar itu manusia tidak mampu melakukannya. Manusia dapat mengusahakan dengan ipteknya membuat air ketika ada unsur oksigen (O) dan hidrogen (H), karena kedua unsur ini ada dalam alam dan dalam lingkup hukum alam. Ketika kedua unsur, oksigen dan hidrogen tidak terdapat dalam alam dan atau tidak dalam lingkup hukum alam, manusia mustahil dapat merekayasa membuat air (H2O). Uap di udara dapat membentuk hujan ketika terpenuhi syarat-syarat terwujudnya hujan. Oleh karena itu manusia juga bisa menurunkan hujan buatan setelah iptek mengetahui persyaratannyat. Manusia tidak bisa menurunkan hujan hanya sekedar dengan perintahnya.

Walaupun manusia telah Allah bekali degan iptek yang dapat menundukkan dan memanfaatkan alam guna kepentingannya, namun kemampuan manusia masih sangat terbatas, yakni hanya mampu mengelola materi-materi dalam lingkup hukum-hukum alam ini. Selebihnya adalah kekuasaan Allah Yang Maha Kuasa yang menguasai segala sesuatu.

Keyakinan manusia akan kebenaran yang dibawa para rasul, utusan Allah acapkali harus menunjukkan beberapa hal yang luar biasa, di luar adat kebiasaan alam ini yang tidak ada sangkut pautnya dengan hukum-hukumnya. Tidak mungkin fenomena luar biasa tersebut berasal dari usaha dan iptek diri manusia. Itulah mukjizat. Suatu kelengkapan yang diberikan Allah swt. Sang pencipta dan penguasa hukum alam semesta kepada para utusanNya. Mukjizat yang diberikan kepadanya, tidak tunduk pada hukum-hukum alam. Tetapi tunduknya kepada sang Pencipta alam. Kalau hukum alam (natural law) tunduk pada undang-undang alamiah, yang apabila dieksplorasi membuahkan hukum-hukum ilmiah, akan tetapi mukjizat tunduk pada undang-undang ilahiah. Hukum-hukum alam bersifat umum, alamiah dan ilmiah, sedangkan mukjizat bersifat khusus, tidak bersifat alamiah dan ilmiah, bahkan bersifat ilahiah.

Seluruh nabi pasti mendapatkan mukjizat yang menjadi bukti kebenaran ajaran agama yang mereka bawa. Ada dua mukjizat yang dibawa para nabi. Yang pertama dan paling utama adalah mukjizat dalam bentuk ajaran agama yang ingin beliau sampaikan kepada umatnya, yakni berupa Al-Kitab. Dan yang kedua adalah mukjizat lain, dalam bentuk hal-hal yang luar biasa untuk mendukung misi kebenaran ajaran agama yang beliau emban.

Mukjizat yang berbentuk hal-hal yang luar biasa, adalah energi-energi metafisis dari Allah swt yang hanya diberikan pada para rasul untuk misi dakwahnya. Hal ini penting diberikan kepadanya, sebab tanpa unsur-unsur energi metafisis, agama akan merupakan kebudayaan manusia belaka. Pasti lambat laun agama akan hancur dan akhirnya lenyap dari muka bumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar